Langsung ke konten utama

12 kesalahan orangtua dalam mendidik anak. Apakah Anda termasuk salah satunya?

  • Kesalahan dalam mendidik anak sebetulnya hal yang wajar, tetapi menjadi tidak wajar jika kesalahan dilakukan secara sengaja. Oleh karena itu, orangtua harus mampu memahami beragam situasi agar apa yang disampaikannya kepada anak sesuai dengan harapan.
    Menurut Dr. Tim Elmore, seorang penulis dan juga motivator handal, sedikitnya ada 12 jenis kesalahan dalam mendidik anak yang kerap dilakukan oleh para orangtua. Menurutnya, kesalahan-kesalahan tersebut bisa dicegah asalkan orangtua peka dengan apa yang dilakukannya. Berikut 12 kesalahan yang beliau maksud:
  • 1. Orangtua tidak ingin anak gagal

    Orangtua tidak ingin anak mengalami kegagalan merupakan harapan mulia, tetapi orangtua harus paham bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran. Melalui kegagalan yang dialami akan membuat anak memiliki lebih banyak pengetahuan dan juga pengalaman.
  • 2. Orangtua memproyeksikan kehidupannya pada anak

    Sebelum memproyeksikan kehidupan orangtua kepada anak pahami terlebih dahulu bahwa setiap anak adalah unik, setiap anak memiliki kehidupan mereka masing-masing, bahkan anak-anak memiliki minat serta zona waktu yang berbeda. Memaksakan sikap demikian kepada anak justru membuat anak tidak memahami dengan baik siapa dirinya.
  • 3. Orangtua memprioritaskan kebahagiaan

    Jangan salah, bahagia yang berlebihan justru membuat anak menjadi lemah. Anak-anak harus paham kadang kebahagiaan yang dia rasakan tidak selalu datang dan hal tersebut harus dihadapi dengan ketegaran.
  • 4. Orangtua tidak konsisten

    Konsistensi orangtua sangat dibutuhkan agar anak-anak mampu belajar apa itu rasa percaya, tanpanya anak-anak akan menganggap orangtua sebagai seorang pembohong yang perilaku dan tutur katanya tidak patut diteladani.
  • 5. Orangtua tidak mengajarkan konsekuensi

    Setiap perbuatan baik maupun buruk masing-masing memiliki konsekuensi. Hal ini yang perlu orangtua ajarkan sehingga anak-anak memahami tanggung jawab dari setiap perbuatan yang mereka lakukan.
  • 6. Orangtua tidak memberi tahu potensi anak

    Orangtua yang acuh dengan potensi anak bisa dikatakan sebagai seorang pecundang. Sudah menjadi tugas utama orangtua untuk membantu anak-anak mengali serta menemukan dan kemudian mengembangkan kemampuan terbaik mereka. Melalui kemampuan yang dimiliki, maka anak-anak bisa dipastikan mampu meraih cita-cita dan kesuksesan yang mereka dambakan.
  • 7. Orangtua tidak ingin anak menderita atau berjuang

    Hampir mirip dengan poin pertama, anak-anak yang tidak pernah mengenal apa itu kegagalan tidak akan pernah bisa menjadi pribadi yang tangguh. Padahal, dari setiap kesulitan yang dihadapi anak-anak bisa belajar dan memperkuat diri serta kemampuannya.
  • 8. Orangtua terlalu memanjakan anak

    Niat hati ingin selalu memanjakan anak, ternyata cara demikian justru dapat mencelakakan masa depan mereka. Pahami, anak-anak yang terlalu dimanja akan tumbuh denga rasa percaya diri rendah, sepanjang kehidupannya mereka akan selalu tergantung kepada orang lain.
  • 9. Orangtua mengharapkan hal-hal yang salah

    Seringkali orangtua membanding-bandingkan kemampuan anak dengan kemampuan yang dimiliki oleh orang lain. Orangtua secara tidak sadar juga kerap memaksa anak menjadi atau meraih sesuatu yang sebetulnya tidak pernah menjadi impiannya. Pemaksaan atau dengan kata lain harapan-harapan orangtua yang salah akan menempatkan anak pada situasi penuh tekanan, anak-anak tidak akan pernah merasa bahagia dengan pola asuh demikian.
  • 10. Orangtua kerap mengerjakan hal-hal yang seharusnya bisa anak lakukan sendiri

    Keberhasilan anak meraih sesuatu bisa diajarkan dari hal-hal sederhana seperti mengerjakan PR dan merapikan sendiri tempat tidurnya. Jangan biarkan anak-anak tumbuh dengan selalu mengandalkan bantuan dari orang lain, bukankah ada pepatah bijak mengatakan "Adalah lebih baik tangan menghadap ke bawah daripada selalu menghadap ke atas".
  • 11. Orangtua terlalu mendikte anak, alih-alih membiarkan anak menentukan jalan hidupnya

    Orangtua yang terlalu mendikte anak justru membuat anak tumbuh dengan rasa percaya diri rendah, mereka seakan-akan tidak memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Jangan pernah tempatkan anak-anak dalam posisi sulit semacam ini, hanya karena sebagai orangtua Anda mengharapkan anak-anak patuh sesuai dengan apa yang Anda perintahkan.
  • 12. Orangtua tidak mengajarkan pentingnya "rasa sakit"

    Membiarkan anak-anak mengalami sakit hati, kekecewaan, putus asa, kerja keras serta kegagalan merupakan bagian dari proses pendidikan. Anak-anak harus memahami bahwa melalui hal-hal tersebut mereka bisa menjadi pribadi yang tangguh. Orangtua yang tidak pernah mengajarkan hal-hal ini kepada anak, tidak akan pernah bisa melihat anak-anaknya tumbuh dengan semangat hidup kuat.
  • Sumber: https://keluarga.com/authors/agung-candra-setiawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya belajar, karena saya...

Saya belajar, karena saya... Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya… Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai… Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya… Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta orang yang begitu perhatian pada saya…. Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati… Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya…. Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya, dan untuk itu saya harus memaafkannya…. Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan oranglain, kalau tidak mau ...

Momen-momen paling 'WOW' ketika menjadi orangtua baru

Menikah dan kemudian memiliki anak menjadi harapan besar setiap orang, sebab dengan hadirnya seorang anak hidup akan terasa lebih lengkap dan memiliki arah tujuan yang jelas. Inilah yang terjadi dalam kehidupan saya, tak lama setelah menikah Tuhan benar-benar mengabulkan permohonan kami, dalam waktu dekat kami akan segera menjadi orangtua. Kini, seorang putra telah lahir di tengah-tengah rumah tangga kami, bayi yang sehat dan menggemaskan, kami benar-benar dibuat jatuh cinta oleh kehadirannya. Melalui artikel ini saya ingin berbagi pengalaman kepada Anda momen-momen paling membahagiakan menjadi orangtua baru. Bagi Anda para orangtua mungkin hal ini tidak terlalu menarik, tapi bagi calon orangtua baru semoga artikel ini makin membuat Anda penasaran dan lebih bersemangat menanti kehadiran buah hati Anda. 1. Mengantar istri periksa sebulan sekali Hampir tiap awal bulan saya terpaksa meminta izin dari tempat kerja untuk mengantar istri memeriksakan kehamilannya. Ini merupakan pe...

7 cara terbaik memulai hari dengan positif

Letih, lesu, badan lemas dan kurang bertenaga, pernahkah Anda mengalami hal tersebut? Pernahkah Anda memikirkan cara bagaimana supaya kejadian tersebut tidak terjadi berulang kali, setiap hari? Salah satu cara paling sederhana untuk mengatasi perasaan tersebut adalah dengan menanamkan sugesti positif dalam pikiran sebelum mengawali hari. Ini penting, ibarat sebuah mesin, tubuh butuh melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum diajak memulai beraktivitas. Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan di pagi hari. Semoga dengan rutin melakukannya, maka rasa letih, lesu, badan lemas, dan kurang bertenaga tidak lagi Anda rasakan. 1. Berdoa Bangun tidur dan bisa menghirup napas di pagi hari merupakan karunia besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas kasih dan kemurahan-Nya ini, bersyukurlah selalu dengan memulai hari lewat doa. Lakukan hal ini dengan sukacita sebagai kewajiban, dan bukan sebagai kebiasaan maupun keterpaksaan. 2. Olahraga ringan Tinggal di perkotaa...