Langsung ke konten utama

Saling Mengasihi dan Hidup Damai dengan Perbedaan

  • Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia harus mampu bersosialisasi dengan sesamanya supaya kehidupannya dapat berjalan dengan baik. Kenyataannya, dalam hidup berdampingan dengan masyarakat yang majemuk, yang terdiri dari berbagai macam watak, karakter serta latar belakang manusia yang berbeda-beda, terkadang membuatnya tidak mudah untuk dijalani. Gesekan-gesekan bisa terjadi kapan saja dan bila kita tidak mampu menjaga diri, perkataan serta tindakan, maka konflik tidak mustahil terjadi.
    Seorang pemimpin keagamaan, Dallin H. Oaks, menyatakan dengan tepat, "Kita harus mengasihi semua orang, menjadi pendengar yang baik, dan menunjukkan kepedulian terhadap keyakinan tulus mereka. Meskipun mungkin kita tidak setuju, kita tidak boleh bersikap tidak menyenangkan. Pendirian kita dan cara kita berkomunikasi tentang topik-topik yang sensitif dan kontroversial seharusnya tidak untuk diperdebatkan."
    Sudah menjadi tugas serta kewajiban setiap orang sebagai anggota masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam menjaga keharmonisan yang telah ada, dan supaya tetap bisa mempertahankannya, maka setiap individu harus bisa mengesampingkan segala bentuk ego pribadi dan berusaha untuk lebih mengasihi orang lain dengan lebih tulus. Oleh karena itu, demi mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, tentram serta harmonis, berikut ini ada 5 hal yang harus setiap orang pahami dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
  • 1. Saling menghormati

    Bangsa Indonesia yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku, ras dan agama. Sangat rawan untuk terjadinya konflik bila setiap orang tidak mampu untuk saling menghormati. Sikap saling menghormati hendaknya tidak hanya dijadikan slogan belaka, tetapi harus mampu diterapkan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu, marilah bersama-sama dimulai dari dalam diri kita masing-masing, untuk bersedia menghormati orang lain sehingga kedamaian, keamanan serta keharmonisan senantiasa dapat terjaga.
  • 2. Tidak memaksakan kehendak

    Pemaksaan kehendak adalah wujud dari tidak adanya sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada di dalam masyarakat. Pemaksaan kehendak mengebiri hak orang lain untuk menjalankan apa yang diyakininya, membatasi ruang geraknya dan memasung harga dirinya untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan lebih baik. Oleh karena itu, sikap memaksakan kehendak tidak boleh dibiarkan tumbuh subur dalam kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang mampu berpikir luas dan terbuka perbedaan yang ada tidak akan pernah dianggap sebagai sebuah batu sandungan tetapi justru dijadikan sebagai kekayaan yang patut dijaga serta dilestarikan bersama.
  • 3. Tidak menyinggung perasaan

    Konflik dalam masyarakat sering kali terjadi akibat ketersinggungan akan suatu masalah. Oleh karena itu, bila setiap orang sadar dan ingin berpartisipasi dalam menjaga keharmonisan yang telah terbentuk, maka sebisa mungkin hindarilah mengungkit suatu masalah sensitif yang dapat memicu ketersinggungan.
  • 4. Mendahulukan musyawarah untuk mufakat

    Dalam proses menyelesaikan suatu masalah yang sedang terjadi, maka musyawarah untuk mencapai mufakat haruslah yang diutamakan. Mufakat tidak boleh ditentukan oleh kelompok atau golongan mayoritas dan mengesampingkan golongan minoritas, karena bila hal ini dilakukan atau diakui, maka hal tersebut dapat menumbuhkan rasa ketidakpuasan dari golongan minoritas yang akhirnya justru menghambat proses penyelesaian masalah.
  • 5. Tidak main hakim sendiri

    Siapakah yang berhak menghakimi sesama kita? Sesungguhnya tidak ada seorang pun manusia yang berhak menghakimi sesamanya, kecuali Tuhan Yang Maha Kuasa sendiri. Namun, di dalam kehidupan fana ini sebagai wakil Tuhan dalam memutuskan suatu perkara, hukum negaralah yang paling berhak. Oleh karena itu, segala bentuk kekerasan dan main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan baik secara hukum agama maupun di hadapan hukum negara. Bila terjadi suatu kasus di dalam masyarakat, kita sebagai bagian dalam masyarakat hendaknya menyerahkan seluruhnya kepada negara, biarlah negara yang menentukan hukuman apa yang patut diberikan.
    Konflik bisa terjadi kapan dan di mana saja. Di dalam keluarga pun yang seharusnya menjadi pusat keharmonisan, konflik juga sering terjadi. Dalam menyelesaikan suatu perkara, kelima hal di atas tidak hanya dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat, namun juga di dalam kehidupan keluarga kita. Akhir kata semoga setiap dari kita diharapkan mampu menjadi pembawa kedamaian kapan pun dan di mana pun kita berada, sehingga bumi ini dapat menjadi tempat tinggal yang lebih baik setiap harinya.
    Penulis: Agung Candra Setiawan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya belajar, karena saya...

Saya belajar, karena saya... Saya belajar, bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya… Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai… Saya belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya… Saya belajar, bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya serta orang yang begitu perhatian pada saya…. Saya belajar, bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati… Saya belajar, bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya…. Saya belajar, bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya, dan untuk itu saya harus memaafkannya…. Saya belajar, bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri dan oranglain, kalau tidak mau ...

Momen-momen paling 'WOW' ketika menjadi orangtua baru

Menikah dan kemudian memiliki anak menjadi harapan besar setiap orang, sebab dengan hadirnya seorang anak hidup akan terasa lebih lengkap dan memiliki arah tujuan yang jelas. Inilah yang terjadi dalam kehidupan saya, tak lama setelah menikah Tuhan benar-benar mengabulkan permohonan kami, dalam waktu dekat kami akan segera menjadi orangtua. Kini, seorang putra telah lahir di tengah-tengah rumah tangga kami, bayi yang sehat dan menggemaskan, kami benar-benar dibuat jatuh cinta oleh kehadirannya. Melalui artikel ini saya ingin berbagi pengalaman kepada Anda momen-momen paling membahagiakan menjadi orangtua baru. Bagi Anda para orangtua mungkin hal ini tidak terlalu menarik, tapi bagi calon orangtua baru semoga artikel ini makin membuat Anda penasaran dan lebih bersemangat menanti kehadiran buah hati Anda. 1. Mengantar istri periksa sebulan sekali Hampir tiap awal bulan saya terpaksa meminta izin dari tempat kerja untuk mengantar istri memeriksakan kehamilannya. Ini merupakan pe...

7 cara terbaik memulai hari dengan positif

Letih, lesu, badan lemas dan kurang bertenaga, pernahkah Anda mengalami hal tersebut? Pernahkah Anda memikirkan cara bagaimana supaya kejadian tersebut tidak terjadi berulang kali, setiap hari? Salah satu cara paling sederhana untuk mengatasi perasaan tersebut adalah dengan menanamkan sugesti positif dalam pikiran sebelum mengawali hari. Ini penting, ibarat sebuah mesin, tubuh butuh melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum diajak memulai beraktivitas. Nah, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan di pagi hari. Semoga dengan rutin melakukannya, maka rasa letih, lesu, badan lemas, dan kurang bertenaga tidak lagi Anda rasakan. 1. Berdoa Bangun tidur dan bisa menghirup napas di pagi hari merupakan karunia besar dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas kasih dan kemurahan-Nya ini, bersyukurlah selalu dengan memulai hari lewat doa. Lakukan hal ini dengan sukacita sebagai kewajiban, dan bukan sebagai kebiasaan maupun keterpaksaan. 2. Olahraga ringan Tinggal di perkotaa...